loading...
Berikut sejumlah tokoh pendiri brand-brand tersohor yang lebih memilih berdiri di belakang layar dan jauh dari publikasi.
Rene Lacoste pendiri Lacoste
Merek pakaian terkenal di seluruh dunia ini tidak dibuat oleh perancang mode. Namun, merek ini dibuat oleh pemain tenis Prancis. Pada 1920-an, orang bermain tenis dengan kaos lengan panjang. Pada 1926, pemain tenis René Lacoste menjahit kemeja lengan pendek untuk salah satu turnamen saat itu. Dia benar-benar menjahitnya sendiri. Rene mendapat julukan "alligator" karena dia selalu mampu mengalahkan pesaingnya. Inilah mengapa ada gambar buaya kecil muncul di kaos Lacoste dan itu menjadi logo perusahaan. Pada 1933, Rene mendirikan sebuah perusahaan yang membuat kaos untuk atlet tenis, golf, dan berlayar.
Kevin Systrom pembuat Instagram
Layanan terkenal di seluruh dunia ini dibuat oleh mahasiswa dari Standford University, yakni Kevin Systrom. Pria ini sangat suka fotografi dan bahkan pergi ke Florence untuk belajar lebih banyak tentang seni ini. Seorang guru menunjukkan padanya kamera Holga yang membuat foto persegi dalam gaya retro. Kemudian, Kevin menemukan investor. Dia dan Mike Krieger mulai mengembangkan layanan foto mereka sendiri. Systrom mengingat kamera murah dari Florence dan terinspirasi untuk membuat filter. Ini adalah bagaimana filter pertama X-Pro II dibuat. Dua tahun setelah peluncuran aplikasi ini, Facebook membelinya dengan harga USD1 miliar.
Michele Ferrero pemilik Ferrero
Pada 1957, Michele mewarisi bisnis keluarga yang membuat pasta cokelat dengan kacang. Michele sangat bersemangat tentang perusahaan itu. Untuk menciptakan produk baru, dia memikirkan pemikiran kolektif para ibu rumah tangga Italia dan mengajukan pertanyaan sederhana: apa yang si ibu beli untuknya dan anak-anaknya, apa yang dia sukai? Inilah yang mengawali Michele menciptakan telur coklat Kinder Surprise. Dia dia menggabungkan kedua produk ini. Michele menciptakan permen Ferrero Rocher dan Raffaello dan membuat selai cokelat yang lebih terkenal, yakni Nutella.
Ole Kirk Christiansen pendiri Lego
Pada awal 1930-an, Ole Kirk membuka perusahaan yang membuat papan setrika dan tangga, tetapi tak lama kemudian dia juga mulai membuat mainan kayu. Kata "Lego" terdiri dari 2 kata Denmark: "leg" (bermain) dan "godt" (bagus). Pada 1947, mainan ini terbuat dari plastik dan memiliki bagian-bagian khusus yang memungkinkan anak-anak menghubung- hubungkan bagian-bagiannya seperti Lego yang kita kenal hari ini. Ole meninggal ketika berumur 66 tahun dan 4 putranya mewarisi perusahaan ini.
Isaac Tigrett dan Peter Morton pendiri Hard Rock Cafe
Jaringan kafe terkenal di seluruh dunia ini memiliki sejarah menarik. Pada 1969, grup band The Doors sedang merekam album Morrison Hotel. Pada waktu hampir bersamaan, mereka secara tidak sengaja menemukan restoran bernama Hard Rock Cafe, dan album mereka persis dengan gaya musik pada nama restoran ini. Mereka kemudian membuat beberapa foto di kafe ini dan meletakkan foto itu di sisi belakang sampul album. Setahun kemudian, 2 orang Inggris Isaac Tigrett dan Peter Morton meminta izin The Doors untuk membiarkan mereka membuka kafe di London dengan nama Hard Rock Cafe. Para musisi ini pun tidak keberatan, dan segera kafe ini berkembang sangat cepat.
Larry Page dan Sergey Brin pendiri Google
Perusahaan ini dibuat oleh dua mahasiswa dari Stanford University, yakni Larry Page dan Sergey Brin. Pada 1998, mereka mendirikan perusahaan dan mendaftarkan domain Google.com. Nama Google berasal dari kata bahasa Inggris 'googol', yang berarti angka dengan 100 nol.
Howard Schultz pemilik Starbucks
Pada awalnya, Starbucks dibuka pada 1971 sebagai toko yang menjual biji kopi dan peralatan kopi di Seattle. Dan baru pada 1987, ketika perusahaan itu dibeli oleh Howard Schultz (pemilik Il Giornale), tempat itu akhirnya berubah menjadi kedai kopi sungguhan. Howard terinspirasi oleh suasana bar espresso Italia dan dia adalah orang yang membuat minuman berbasis espresso populer di Amerika Serikat (AS).
Phil Knight pendiri Nike
Phil Knight muda dan pelatihnya, Bill Bowerman, sangat suka berlari. Kualitas sepatu lari yang dijual di AS tahun 1960-an tidak cukup baik menurut mereka. Dan begitulah cara Phil dan Bill menciptakan perusahaan Blue Ribbon Sports untuk menjual sepatu sneakers Jepang di AS. Perusahaan ini sekarang disebut Asics. Seiring waktu, karena semakin sulit untuk bekerja dengan pemasok, Phil dan Bill memutuskan membuat merek sepatu sneakers mereka sendiri lewat perusahaanya. Pada 1978, perusahaan ini mendapatkan nama resminya, Nike.
Amancio Ortega pendiri ZARA
Amancio memulai bisnisnya di era 1970 -an. Dia membuat baju tidur dan jubah mandi bersama istrinya di ruang tamu rumah mereka. Suatu hari, mitra Jerman mereka menolak pesanan besarnya dan pasangan ini pun memutuskan menjual pakaian sendiri. Mereka membuka toko pertama mereka pada 1975 di La Coruña, Spanyol. Bisnisnya berjalan dengan sangat baik. Kemudian, perusahaan ini berganti nama menjadi Inditex dan membuka toko pakaian baru: Massimo Dutti, Pull and Bear, Oysho, Zara Home, Uterqüe, Stradivarius, Lefties, dan Bershka. Menurut Forbes, Amancio Ortega adalah orang terkaya di dunia.
Per Enevoldsen dan Winnie Enevoldsen pendiri Pandora
Pada 1982, keluarga Enevoldsen membuka toko perhiasan kecil di Kopenhagen, Denmark: dengan mengimpor perhiasan dari Thailand dan menjualnya. Pada 1987, perusahaan mereka sudah cukup besar sehingga mereka memutuskan membuat perhiasan dengan desain mereka sendiri. Butuh waktu lebih dari 10 tahun sebelum Pandora menjadi terkenal. Pada 2000, gelang pesona dibuat: pembeli dapat membuat perhiasan desain mereka sendiri. Sejak itu, perusahaan terus berkembang dan keluarga Enevoldsen menjadi salah satu orang terkaya di Denmark.
10 Merek Termahal 2018
Amazon
Perusahaan yang bermula dari toko buku online ini dinobatkan sebagai korporasi dengan valuasi merek tertinggi pada 2018. Amazon memang telah melakukan banyak aksi bisnis besar. Termasuk ekspansi ke sejumlah industri digital. Alhasil pendapatan Amazon naik hingga USD13,7 miliar (sekitar Rp185 triliun), naik 42% dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini, nilai merek Amazon telah mencapai USD150,8 miliar (sekitar Rp2.037 triliun).
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pendiri Brand Terkenal yang Jauh dari Publikasi"
Post a Comment