Search

Tuntong Laut Nyaris Punah di Pusong Kapal

loading...

ACEH TAMIANG - Upaya PT Pertamina EP patut diapresiasi dalam melestarikan lingkungan dan satwa liar yang hampir punah. Di sela-sela kesibukannya mencari dan memproduksi minyak dan gas bumi, anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut juga giat melakukan konservasi satwa, terutama yang berada di wilayah sekitar operasinya.

Seperti yang dilakukan Pertamina EP Rantau Field Asset 1 dengan programnya mengembalikan Tuntong Laut ke habitatnya. Namun upaya konservasi satwa yang nyaris punah tersebut tidak dilakukan sendiri melainkan bersinergi dengan masyarakat, TNI, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nangroe Aceh Darussalam dan Pemerintah Daerah dan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia (YSLI).

"Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun. Bahkan disini, Pertamina EP telah membangun pusat informasi Tuntong Laut," tutur Field Manager Pertamina EP Asset 1 Rantau, Hari Widodo saat melepas Tuntong Laut di Pantai Ujung Putus, Desa Pusong Kapal, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, Minggu (19/8/2018).

Pertamina EP melalui program keanekaragaman hayati melaksanakan program berkelanjutan tersebut untuk menyelamatkan Tuntong Laut. Dengan begitu, kondisi spesies yang terancam punah ini bisa dilestarikan.

Kegiatannya pun bukan sekedar melepas anak Tuntong Laut ke laut namun juga juga menanam 10.000 batang bakau. Melalui program tersebut, diputuskan bahwa keikutsertaan dalam upaya penyelamatan Tuntong Laut tidak hanya berakhir pada penyelamatan telur, kemudian diretas, ditangkar dan dilepaskan ke habitatnya.

Sebagai anak usaha BUMN Migas yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, Pertamina EP juga memberikan dukungan terhadap survei dan patroli secara berkala untuk memastikan telur Tuntong Laut aman setelah dilepasliarkan.

Untuk konservasi Tuntong Laut, Pertamina EP bekerja sama dengan YSLI sebagai pelaksana lapangan. Pertamina EP Field Rantau bersama aktifis lingkungan YSLI melakukan konservasi Tuntong Laut sejak 2013. Karena dihadapkan pada kenyataan, spesies yang dulu berkembang biak di wilayah ini, berdasarkan data International Union for Conservation of Nature (IUCN) kini menjadi urutan ke 25 dari 327 spesies dunia yang hampir punah.

Tuntong Laut masuk kategori spesies kura-kura air tawar, yang lokasi persebarannya terletak di wilayah Sumatra, Kalimantan, Malaysia, dan Thailand. Saat dewasa, satwa ini bisa berukuran 50-70 cm dengan berat bisa mencapai 25 kilogram. Satwa ini habitatnya di daerah muara sungai hingga sekitar 4 kilometer ke arah hulu sungai yang masih dipengaruhi pasang surut air laut. Bertelur di pesisir pantai seperti penyu.

Satwa yang banyak mengkonsumsi daun, dan akar muda serta buah bakau ini menghabiskan lebih dari 90% waktunya di dalam air. Sesekali muncul dan berjemur di pinggir sungai atau di atas kayu-kayu yang sudah mati.

Saat ini, keberadaan Tuntong Laut sudah jarang sekali ditemui. Hal ini dipicu perburuan liar untuk dijadikan hewan peliharaan atau dikonsumsi. Telurnya sangat disukai sebagai salah satu bahan pembuat makanan tradisional lokal.

Menurut Ketua YSLI Yusriono, perburuan besar-besaran terjadi pada 1990-an guna memenuhi permintaan hewan peliharaan di Malaysia, Thailand, maupun China. Hal itu yang menjadi pemicu utama kepunahan Tuntong Laut. Sementara tingkat perburuan yang masif tidak diimbangi daya dukung alam terhadap kemunculan Tuntong Laut baru.

Namun sekarang sudah punya payung hukum dari pemerintah daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang telah menerbitkan Kanun atau Perda demi melindungi Tuntong Laut.

Let's block ads! (Why?)

https://ekbis.sindonews.com/read/1331526/34/tuntong-laut-nyaris-punah-di-pusong-kapal-1534685317

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tuntong Laut Nyaris Punah di Pusong Kapal"

Post a Comment

Powered by Blogger.