Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan pelaku pasar yang sudah mengantisipasi pengenaan tarif atas impor Amerika Serikat kepada Tiongkok membuat pasar keuangan di negara berkembang relatif stabil.
"Pasar masih cukup nyaman bahwa tarif baru AS ditetapkan 10 persen, daripada perkiraan sebelumnya untuk tarif 25 persen kepada Tiongkok," paparnya.
Di sisi lain, lanjut dia, pasar juga sudah mengantisipasi kebijakan Tiongkok yang mengenakan tarif balasan terhadap lebih dari 5.000 produki Amerika Serikat senilai 60 miliar dolar AS. Tarif baru itu akan berjalan mulai 24 September 2018.
Sementara itu, Head of Economic Research Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution menilai bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan Bank Indonesia juga sudah tepat dalam menjaga rupiah, diantaranya melakukan dual intervention.
"Upaya itu demi menjaga volatilitas rupiah dan likuiditas, sekaligus stabilisasi pasar SUN," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (19/9), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.896 dibanding sebelumnya (14/9) di posisi Rp14.908 per dolar AS.
Baca juga: Analis : Kurs rupiah tertekan penguatan dolar dan ancaman defisit
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Rabu sore menguat menjadi Rp14.864"
Post a Comment