"Ini untuk mengantisipasi karena harganya masih tinggi. Kami mengatakan kurang atau lebih karena supply terhadap demand. Demand sudah tentu ada, tapi yang menjadi pertimbangan adalah harga," kata Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sri Widayati di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa.
Sri mengatakan menurut laporan yang didapat, harga jagung di tingkat petani masih berkisar Rp5.800 per kilogram.
Ia pun belum bisa memastikan bahwa harga jagung akan segera turun, namun diperkirakan petani daerah Jawa Timur mulai melakukan panen pada minggu ketiga Januari 2019.
Sri menjelaskan jagung impor tambahan sebesar 30 ribu ton itu diperkirakan masuk pada Februari atau Maret 2019 untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.
Sebelumnya, pada Desember 2018, pemerintah sudah membuka impor jagung sebanyak 100 ribu ton dan menugaskannya kepada Perum Bulog.
Namun, pada 2 Januari 2019 dalam rapat koodinasi terbatas di Kemenko Perekonomian, pemerintah kembali mengeluarkan izin impor jagung pakan sebanyak 30 ribu ton.
Dengan penambahan impor jagung itu, maka jumlah keseluruhan impor jagung tercatat mencapai 130 ribu ton.
Sejauh ini, realisasi impor jagung yang sudah masuk ke Indonesia sebesar 73 ribu ton, sisanya sebanyak 30 ribu ton baru akan masuk pada 10 Januari 2019.
Sebanyak 73 ribu ton jagung yang sudah masuk, terdiri atas 60 ribu ton didistribusikan melalui Teluk Lamong dan sisanya Cigading, Banten.
"Itu memang untuk sentra peternak layer yang banyak di Jawa Timur," kata Sri.
Baca juga: Persetujuan impor 30.000 ton jagung masih diproses
Baca juga: Darmin pastikan impor jagung 30.000 ton pertengahan Februari
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kementan katakan impor jagung sebagai antisipasi harga tinggi"
Post a Comment