
"Industri tetap menjadi sektor tertinggi dalam PDB kita, yang pada tahun 2014 sampai 2017 kurang lebih rata-ratanya 21,30 persen; karena itulah maka industri tetap berkembang dan tidak akan terjadi industrialisasi," kata Wapres saat membuka Indonesia Industrial Summit 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, Senin.
Terkait adanya anggapan bahwa Indonesia mengalami deindustrialisasi, JK mengatakan hal itu tidak terlalu benar. Dia menjelaskan yang terjadi saat ini adalah perubahan industri yang mengikuti perkembangan teknologi.
Sehingga, untuk tetap menjaga sektor perindustrian Indonesia berada di garis positif, perubahan atas perkembangan teknologi itu harus diadaptasi oleh para pelaku industri.
"Perubahan-perubahan itu tidak mungkin kita toal tolak atau pun tidak meneria, yang sangat penting ialah bagaimana mengambil manfaat atas kemajuan teknologi itu, untuk kemajuan kita bersama," jelasnya.
Kementerian Perindustrian mencatat kontribusi industri manufaktur pada PDB nasional berada di angka 20 persen. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-5 di antara negara-negara anggota G-20, setelah China (29,3 persen), Korea Selatan (27,6 persen), Jepang (21 persen) dan Jerman (20,7 persen).
Industri manufaktur masih menjadi sektor andalan dalam penerimaan negara. Hal ini pula yang menjadi perhatian pemerintah untuk semakin menggenjot hilirisasi industri.
Investasi di sektor industri manufaktur pada tahun 2014 sebesar Rp195,74 triliun, naik menjadi Rp226,18 triliun di tahun 2018. Inipun mencerminkan iklim investasi di Indonesia terbilang kondusif.
Baca juga: Kemenperin: RI tak alami deindustrialisasi
Baca juga: BPS: Ekspor industri turun bukan deindustrialisasi
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Wapres: Industri Penyumbang Terbesar PDB Tumbuh"
Post a Comment