"RET itu akan mengakomasi penambahan penerbangan dari luar negeri banyak minta masuk ke Bali kalau infrastruktur RET itu bisa ditambah," kata General Manajer LPPNP Indonesia Cabang Denpasar, Bali, Maskon Humawan, di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa.
RET adalah jalan penghubung landas pacu dengan rancangan sudut yang tajam sehingga pesawat yang mendarat dapat segera keluar dari landasan pacu pada tingkat kecepatan yang masih cukup tinggi untuk masuk ke apron atau pelataran parkir pesawat.
"RET ini dibuat khusus agar pesawat keluar (dari landasan) secara cepat begitu mendarat dengan kecepatan tinggi, pesawat terbang masih bisa keluar. Kalau sekarang, berhenti pelan-pelan," katanya.
Dengan masuk ke apron pesawat secara pelan-pelan itu, lanjut dia, maka membuat pergerakan pesawat terbang di landas pacu terbatas sedangkan pesawat terbang yang akan mendarat dan tinggal landas cukup banyak.
Untuk itu RET perlu ditambah agar dapat mengakomodasi pergerakan pesawat terbang sehingga meminimalkan waktu antrean pesawat terbang.
Saat ini, dua RET yang ada bisa melayani 27 pergerakan pesawat terbang selama satu jam. Jika ditambah, maka paling tidak 30 pergerakan pesawat terbang sejam bisa terjadi.
Pada angka 27 pergerakan pesawat terbang sejam saja, menjadikan Bandara Internasional Ngurah Rai sebagai bandara komersial tersibuk di Indonesia. Hampir tiap dua menit ada pesawat terbang yang mendarat atau lepas landas di landas pacu berazimuth 270-90 itu.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Lagi airnav dukung pengembangan "ret" bandara ngurah rai : http://ift.tt/2tGwSnVBagikan Berita Ini
0 Response to "airnav dukung pengembangan "ret" bandara ngurah rai"
Post a Comment