Ekonom Sammuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan mata uang rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS sejalan dengan kurs di kawasan Asia menyusul belum adanya kepastian kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR).
"Notulensi Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memperlihatkan adanya keraguan terhadap laju kenaikan FFR yang terlalu cepat di tengah inflasi yang melambat," katanya.
Ia menambahkan bahwa pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 yang cukup positif turut menjadi fokus utama domestik.
"Rupiah berpeluang mempertahankan sentimen penguatannya," katanya.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra menambahkan bahwa optimisme pelaku pasar aung terhadap perekomian Indonesia yang akan terus mengalami pertumbuhan turut menjadi penopang mata uang rupiah terhadap dolar AS.
"Sejumlah data ekonomi yang telah dirilis beberapa waktu lalu masih direspon positif pasar," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang relatif stabil juga turut menjadi faktor positif bagi mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di posisi 45,39 dolar AS per barel, dan Brent Crude di level 48,06 dolar AS per barel.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Lagi Rupiah kamis pagi bergerak ke Rp13.363 : http://ift.tt/2tKOwYjBagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah kamis pagi bergerak ke Rp13.363"
Post a Comment