Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin mengatakan bahwa sentimen positif dari dalam negeri mengenai komitmen pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur masih menjadi salah satu faktor yang menggairahkan pasar keuangan.
"Rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur, pelaku pasar optimistis ekonomi nasional akan tumbuh," katanya.
Ia menambahkan bahwa kebijakan Bank Indonesia yang membuka transaksi swap lindung dalam mata uang euro (EUR) juga turut menjadi salah stau faktor positif bagi rupiah. Penambahan jenis valuta asing dalam transaksi itu mendorong semakin beragamnya sumber pembiayaan untuk kegiatan ekonomi nasional.
Kendati demikian, lanjut dia, pergerakan rupiah masih dibayangi oleh sentimen eksternal, terutama potensi kenaikan suku bnga acuan Amerka Serikat (Fed Fund Rate) pada akhir tahun ini, serta pengganti Janet Yellen sebagai Gubernur The Fed yang diekspektasikan memiliki profil "hawkish".
"Dolar AS juga masih didukung oleh kebijakan reformasi pajak Presiden AS Donald Trump," katanya.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan bahwa pada 31 Oktober sampai dengan 1 November 2017, The Fed akan melakukan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
"The Fed telah mensinyalkan kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang. Kemungkinan pada pertemuan The Fed itu akan kembali mengkonfirmasi rencana kenaikan suku bunganya dan pengurangan neraca lebih rinci," katanya.
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Lagi Rupiah senin pagi menguat ke Rp13.564 : http://ift.tt/2iee0p2Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah senin pagi menguat ke Rp13.564"
Post a Comment