"Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS, namun relatif terbatas di tengah kondisi dalam negeri yang dianggap masih memiliki fundamental ekonomi positif," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta.
Menurut dia, dengan fundamental ekonomi yang positif maka masih terbuka peluang bagi rupiah untuk kembali terapresiasi terhadap dolar AS. Apalagi, saat ini Amerika Serikat juga sedang dibayangi ketidakpastian terkait kebijakan fiskalnya.
"Program reformasi pajak Amerika Serikat belum mendapatkan kesepakatan Senat AS. Kondisi itu membuat pelaku pasar keuangan khawatir program itu tidak bisa tercapai sehingga cenderung menahan transaksi ke aset berdenominasi dolar AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa sentimen selanjutnya, pelaku pasar keuangan akan mencermati data neraca pembayaran yang akan dipublikasikan dalam waktu dekat ini, yang diharapkan sesuai dengan estimasi pasar sehinga dapat menopang pergerakan rupiah kedepannya.
Analis PT Bank Saudara Tbk Rully Nova mengatakan bahwa dengan perkiraan membaiknya ekonomi dunia dan harga komoditas akan mendukung perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi nasional dan menjaga neraca keuangan Indonesia.
"Trend surplus neraca pembayaran dapat menjaga rupiah jangka panjang," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (9/11) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.514 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.524 per dolar AS.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Lagi Rupiah melemah sedikit menjauh dari 13.500 per dolar AS : http://ift.tt/2jdBQ8yBagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah melemah sedikit menjauh dari 13.500 per dolar AS"
Post a Comment