
loading...
"Selama ini, dari lima sektor industri itu mampu memberikan kontribusi sebesar 60% untuk PDB (produk domestik bruto), kemudian menyumbang 65% terhadap total ekspor, dan 60% tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Menperin meyakini, dari kinerja lima sekor industri tersebut mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya. Sesuai aspirasi Making Indonesia 4.0, kata dia, diharapkan pertumbuhan PDB bertambah 1-2%.
"Jadi, kalau saat ini rata-rata 5% bisa menjadi 6-7%. Kemudian, dengan capaian itu, penciptaan lapangan kerja naik 30% dan kontribusi industri di angka 25%," paparnya.
Oleh karena itu, lanjut Airlangga, pihaknya terus fokus untuk meningkatkan daya saing lima sektor industri tersebut. Misalnya, target industri makanan dan minuman bakal menjadi kekuatan manufaktur besar di tingkat ASEAN. Selanjutnya, untuk industri tekstil dan pakaian, akan menuju produsen pakaian fungsional seperti baju olahraga yang berkembang di pasar ekspor.
"Sedangkan, bagi industri automotif, kita bisa menjadi pemain terkemuka dalam ekspor kendaraan listrik. Untuk industri kimia, kita punya potensi menjadi pemain terkemuka di industri biokimia. Serta, di industri elektronik, kita akan mengoptimalkan kemampuan pelaku industri domestik," paparnya.
Menperin menyebutkan, beberapa langah strategis yang tengah dijalankan dalam upaya pengembangan industri manufaktur nasional, antara lain Kemenperin telah mengusulkan mengenai pemberian insentif berupa pengurangan penghasilan kena pajak di atas 100% atau super deductible tax. Insentif ini diberikan bagi industri yang terlibat dalam program pendidikan vokasi dan mengembangkan inovasi.
Selain itu, melakukan kegiatan investor roadshow yang diharapkan mampu menarik penanaman modal di Indonesia sekaligus untuk transfer teknologi. Kemenperin pun aktif mendorong industri di dalam negeri agar dapat membangun pusat inovasi atau melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan.
Langkah lainnya, Kemenperin berupaya memberikan dukungan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM) nasional melalui e-commerce dan pendanaan teknologi.
Menperin optimistis, lima sektor industri yang ditetapkan di dalam Making Indonesia 4.0, akan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan ekonomi digital.
Kementerian Perindustrian mencatat, di kuartal I/2018, industri pengolahan nonmigas tumbuh 5,03%, naik dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,8%. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98%.
Selanjutnya, kinerja gemilang dari sektor manufaktur yang juga mampu tumbuh di atas PDB nasional, diikuti oleh industri makanan dan minuman yang mencapai 12,7%, industri logam dasar 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53%, serta industri alat angkutan 6,33%.
(fjo)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Prioritas Industri 4.0, Lima Sektor Ini Berkontribusi 60% ke PDB"
Post a Comment