
loading...
Sebelum Idul Fitri datang, pastikan kita semua memiliki waktu 5 Menit Berhitung demi perencanaan keuangan yang baik. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengeluaran yang tinggi selama bulan Ramadhan dipengaruhi oleh berbagai internal dan eksternal faktor.
Sebagai negara dengan komunitas muslim terbesar di dunia, masyarakat muslim Indonesia menyambut Ramadhan sebagai sebuah perayaan besar. Oleh karenanya tidak dapat dipungkiri bila pada periode ini sering terjadi kelangkaan untuk beberapa komoditi utama seperti pangan dan bahan bakar akibat permintaan yang melonjak sehingga harga melonjak.
Melonjaknya harga komoditi ini mengakibatkan tren inflasi yang terjadi pada bulan Ramadhan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa periode Ramadhan sering terjadi inflasi walau pada tahun 2017 BPS merekam inflasi hanya sebesar 0,69%.
Tingkat inflasi pada perayaan Idul Fitri 2017 merupakan yang paling terkendali dalam empat tahun terakhir dimana tren inflasi ini juga lebih terkendali dibanding tahun sebelumnya. Pada 2013 misalnya, inflasi lebih tinggi dialami yaitu mencapai 3,29 persen.
Databoks Katadata merilis bahwa menjelang Ramadhan 2018 yang jatuh pada pertengahan bulan Mei ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2018 sebesar 0,1%. Angka ini lebih rendah dibanding laju inflasi bulan sebelumnya 0,2%, tapi lebih tinggi dari April 2017 yang hanya 0,09%.
Inflasi bulan lalu merupakan yang terendah dalam enam bulan terakhir. Inflasi Lebaran tahun ini diharapkan dapat jauh lebih terkendali, salah satunya disebabkan oleh berbagai upaya pemerintah menekan gejolak harga pangan sepanjang Ramadhan dan menjelang Lebaran. Musim panen raya padi di beberapa daerah serta terkendalinya harga-harga pangan lainnya membuat inflasi April 2018 merupakan yang terendah dalam empat bulan pertama tahun ini.
Adapun penyumbang inflasi bulan lalu adalah pengeluaran kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24%. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,16%; kelompok sandang 0,29%; kelompok kesehatan 0,22%; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04%.
Tren inflasi ini merupakan faktor eksternal yang kita tidak bisa hindari dalam mempersiapkan pengeluaran menjelang dan selama bulan Ramadhan. Namun, secara internal, kita bisa mengendalikan pengeluaran keuangan menjelang dan selama bulan Ramadhan.
Ari Adil, Independent Wealth Management Advisor mengungkapkan, bahwa pengeluaran dapat kita kontrol selama kita memiliki perhitungan sebelum semua pengeluaran dilakukan. “Hanya butuh 5 menit untuk menetapkan skema pengeluaran kita selama bulan Ramadhan, namun ini yang paling sering digampangkan oleh banyak orang. Akhirnya, pengeluaran tidak terkontrol,” ujar Ari Adil.
Luangkan Waktu 5 Menit untuk Kenyamanan
Ari menyatakan bahwa ketidakpahaman akan pentingnya menjaga kondisi keuangan dengan stabil merupakan tanda bahwa mereka memiliki literasi finansial yang rendah. Sehingga Ari selalu menyarankan kepada orang terdekat termasuk klien individu untuk mengulas ulang kebutuhan pengeluaran keuangan mereka.
Selain literasi finansial yang rendah, khusus bagi para pekerja milenial yang akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR), Ari berpesan kepada mereka untuk menjadi smart shopper. “Banyak diantara pekerja millennial merupakan kalangan dengan tingkat konsumsi yang tinggi karena sifat mereka yang kompulsif. Sehingga keinginan untuk berbelanja tidak dipikir dengan matang,” ujar Ari.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ramadhan dan Lebaran Ceria Hanya Perlu 5 Menit Berhitung"
Post a Comment