loading...
"Kalau secara keseluruhan, kredit Juni itu double digit naiknya meski ada dampak perubahan kurs. Maka dari itu, BI lakukan pelonggaran agar mendorong kredit lebih kencang lagi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan resmi, Sabtu (14/7/2018). Pelonggaran yang pertama yakni pembebasan aturan maksimum nilai kredit (Loan to Value/LTV) untuk kredit rumah pertama semua tipe yang berlaku pada 1 Agustus 2018.
Dengan peraturan baru LTV, perbankan memiliki keleluasaan untuk memberikan syarat uang muka pembelian rumah pertama semua tipe. "Saya juga mau ucapkan terimakasih bagi developer dan perbankan karena mendukung kebijakan kita. Dengan begitu dapat meningkatkan kegiatan mereka sehingga akan dorong kredit ke depan," ungkapnya.
Kedua, pelonggaran Giro Wajib Minimum Primer (GWM-P Averaging) sudah naik dari 1,5% menjadi 2%. "Likuiditas kita kendorkan, sehingga kalau BI 7 day repo rate naik 50 bps jadi tidak harus diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit dan deposito dalam negeri," paparnya.
Pelonggaran ketiga yakni, perbankan dalam pendanaannya tidak perlu hanya fokus dan terbatas pada Dana Pihak Ketiga (DPK) melainkan bisa menerbitkan obligasi, Medium Term Note (MTN) dan lainnya. Dengan demikian, dapat mendorong kegiatan ekonomi baik dari kredit perbankan dan pembiayaan dari pasar modal.
Sebelumnya, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Filianingsih Hendarta juga menuturkan, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada Juni 2018 masih akan di dua digit dan melebihi pertumbuhan bulan Mei 2018 yang sebesar 10,2% (yoy). Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh permintaan yang tinggi pada periode Ramadhan-Lebaran.
Sementara itu, pertumbuhan sumber pembiayaan di sektor properti menunjukan tren yang meningkat selama setahun terakhir, terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit properti yang berasal dari dalam negeri. Total pembiayaan properti pada Mei 2018 tercatat Rp840,3 triliun, atau meningkat 11,4% (yoy).
"Pembiayaan properti terutama ditopang oleh kredit properti dalam negeri (pangsa 88,3%), diikuti dengan Utang Luar Negeri (9,6%), dan Surat Berharga (2,1%)," imbuh dia.
Direktur Group Risiko dan Stabilitas Keuangan LPS Doddy Ariefianto menambahkan, hingga akhir tahun ini, pertumbuhan kredit diperkirakan akan berkisar di level 10%. Menurut dia, pemulihan pertumbuhan kredit akan terus berlanjut secara bertahap, namun terdapat risiko perlambatan akibat proses penyesuaian tingkat bunga baik disisi dana maupun kredit oleh perbankan.
"Dalam hal ini, adanya kenaikan bunga acuan yang cukup besar dalam waktu singkat berpotensi mempengaruhi pola penyaluran kredit dan dana sebab potensial mempengaruh target kinerja Net Interest Margin (NIM)," pungkasnya.
(ven)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI Terus Dorong Pertumbuhan Kredit"
Post a Comment