Search

Kejar Swasembada Pangan, Kementan Optimalisasi Irigasi Pertanian

loading...

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis Indonesia akan menjadi lumbung pangan pada 2045. Salah satu upaya untuk mencapainya dengan optimalisasi irigasi pertanian. Melalui jaminan ketersediaan air yang baik, petani diharapkan bisa menanam kapan saja sehingga produksi pertanian mudah ditingkatkan.

"Berdasarkan analisis dan tinjauan lapangan, faktor ketersediaan air irigasi merupakan faktor kunci sukses pencapaian target produksi," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan resmi, Rabu (25/7/2018).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Pending Dadih menjelaskan, tanpa air pertanian tidak akan berjalan dengan baik dan tidak akan memberi hasil optimal. "Air mutlak bagi petani. Air menjadi kebutuhan wajib bila ingin meningkatkan produksi padi dan mencapai swasembada beras," katanya.

Salah satu jenis irigasi yang saat dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan. Prinsip dari irigasi ini adalah mengambil air dari sumber (diverting); Membawa dan mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying); Mendistribusikan air kepada tanaman (distributing); Mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).

Dia menerangkan, tujuan dari kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak. Kemudian, meningkatkan intensitas pertanaman dan luas areal tanam.

"Langkah ini diharapkan juga dapat meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani. Selanjutnya, Memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun nondaerah irigasi," kata Pending.

Dia memaparkan kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Walupun posisi airnya di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah, karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya. Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi.

"Jenis-jenis sumber air permukaan yang biasanya digunakan antara lain sungai, danau, situ atau embung, saluran pembuang dan kolam air lainnya. Jika terdapat sumber air yang posisinya berada di atas lahan usaha tani akan lebih baik, karena tinggal menyalurkannya secara grafitasi ke lahan pertanian dengan menggunakan pipa," terangnya.

Kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau.

Diketahui, sejak 2016-2017 jumlah kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan fokus untuk mendukung komoditas tanaman pangan sesuai Program Upsus Pajele yang telah dilaksanakan sebanyak 2.038 unit, untuk mendukung komoditas tanaman pangan yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan area 40.760 ha.

Mulai 2018, kegiatan irigasi perpompaan dan perpipaan mendukung semua komoditas pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) dengan alokasi kegiatan 1.071 unit. Di mana irigasi perpompaan dan perpipaan ini, per unitnya minimal dapat melayani areal sawah seluas 20 hektare.

(ven)

Let's block ads! (Why?)

https://ekbis.sindonews.com/read/1325017/34/kejar-swasembada-pangan-kementan-optimalisasi-irigasi-pertanian-1532524084

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kejar Swasembada Pangan, Kementan Optimalisasi Irigasi Pertanian"

Post a Comment

Powered by Blogger.