Search

Rupiah Ditutup Tak Berdaya, Euro dan Yen Jatuh Saat Dolar Perkasa

loading...

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore, Rabu (18/7/2018) masih tak berdaya atau di bawah tekanan untuk kemudian sulit keluar dari zona merah. Kejatuhan mata uang Garuda mengiringi keperkasaan dolar, sedangkan euro dan yen anjlok cukup dalam.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah di sesi perdagangan sore menyusut menjadi Rp14.398/USD dibanding penutupan sebelumnya Rp14.365/USD, meski sedikt membaik dari sesi siang. Rupiah sepanjang hari ini bergerak pada level Rp14.363 hingga Rp14.417/USD.

Sementara, data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah akhir sesi ambruk di posisi Rp14.405/USD untuk terus memperlihatkan sinyal pelemahan dibandingkan sebelumnya. Posisi ini lesu dibandingkan kemarin pada level Rp14.380/USD.
 
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada jalur pelemahan dengan berada pada level Rp14.406/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah tidak lebih baik dari posisi perdagangan sebelumnya yang berada pada level Rp14.391/USD.

Posisi rupiah menurut data Bloomberg terlihat masih tak verdaya, pada perdagangan spot exchange lebih rendah ke level Rp14.414/USD dibandingkan kemarin Rp14.378/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.363-Rp14.417/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters hari ini, euro mengalami kejatuhan sedangkan Yen Jepang merosot ke level terendah pada perdagangan Rabu ketika dolar memperpanjang rally menyusul komentar bullish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell tentang kekuatan ekonomi AS. Lebih lanjut Ia menerangkan dirinya melihatkan kenaikan suku bunga acuan akan tetap berada dalam jalur.

Powell juga meredam risiko terhadap ekonomi AS dari konflik perdagangan yang meningkat antara China dan Amerika Serikat, yang memperkuat pandangan banyak investor bahwa suku bunga akan terus meningkat tahun ini dan tahun depan. Dolar melonjak secara luas hingga mencapai posisi tertinggi dua minggu terhadap beberapa mata uang utama lainnya.

The Fed diperkirakan bakal menaikkan total empat kali suku bunga acuan alias Fed rate pada tahun 2018 untuk mengatasi tekanan inflasi yang meningkat. Indeks dolar naik menjadi 95.267 atau lebih tinggi 0,3% meski masih di bawah level tertinggi dalam 12 bulan pada bulan Juni yakni 95,531. Sementara euro menyusut 0,3% menjadi 1,1619 saat berhadapan dengan USD atau masih di atas level rendah 2018 pada kisaran 1,15.

Saat suku bunga AS bakal terus meningkat dan sebagian besar bank sentral utama hanya mengambil langkah sementara menuju normalisasi moneter, banyak analis memperkirakan kenaikan dolar akan lebih besar. Di sisi lain USD naik ke level 113,14 saat melawan Yen Jepang atau menjadi yang terkuat sejak 9 Januari, lalu. Yuan China berada di bawah pertarungan jual yang lebih rendah pada level 6,7435.

(akr)

Let's block ads! (Why?)

https://ekbis.sindonews.com/read/1322868/32/rupiah-ditutup-tak-berdaya-euro-dan-yen-jatuh-saat-dolar-perkasa-1531905508

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rupiah Ditutup Tak Berdaya, Euro dan Yen Jatuh Saat Dolar Perkasa"

Post a Comment

Powered by Blogger.