"Jangan urusan gudang, urusan Bulog, harusnya saya dibantu dong. Pak Buwas butuh gudang, ini sekian banyak, ini data-datanya. Itu dong, kalau urusan bayar itu urusan saya," kata Budi Waseso saat ditemui di Kantor Perum Bulog Jakarta, Rabu.
Budi Waseso yang akrab disapa Buwas ini mengungkapkan Bulog berkomitmen Indonesia tidak memerlukan impor beras karena saat ini stok cadangan beras di gudang Bulog sudah mencapai 2,4 juta ton.
Jumlah tersebut belum termasuk beras impor yang akan masuk pada Oktober sebesar 400 ribu ton sehingga total stoknya menjadi 2,8 juta ton, atau 2,7 juta ton jika dikurangi dengan kebutuhan Beras Sejahtera (Rastra) 100 ribu ton.
Buwas menilai saat ini gudang-gudang yang dikelola Bulog sudah penuh kapasitasnya. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa Kantor Kementerian Perdagangan harus siap menjadi gudang penyimpanan beras impor.
"Itu di gudang Menteri Perdagangan. Udah komitmen kan, kantornya siap dijadikan gudang ya sudah," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa penyimbangan beras impor dan gudang sepenuhnya merupakan tanggung jawab Bulog, karena persetujuan impor telah dilakukan atas keputusan Rakortas yang melibatkan Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perdagangan dan Bulog.
"Itu urusan Bulog. Bagian dari Pemerintah, kan persetujuan impor dari Menko, Mendag, Mentan, Bulog, menetapkan izin. Yang ditugaskan impor siapa? Bulog, ya sudah," kata Enggar.
Baca juga: Rini minta Buwas digitalisasi 1.500 gudang Bulog
Baca juga: Buwas prioritaskan beras OP-Rastra dari dalam negeri
Baca juga: Buwas: Tidak perlu impor beras hingga Juni 2019
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Buwas: urusan gudang beras bukan hanya oleh Bulog"
Post a Comment