"Kami melihat sumber pertumbuhan ekonomi betul-betul dari pemerintah," kata Agus di Jakarta, Selasa malam.
Agus mengatakan belanja yang lebih efektif tersebut bisa memberikan sumbangan terhadap konsumsi pemerintah yang terkontraksi pada triwulan II-2017.
Konsumsi pemerintah pada triwulan II-2017 sempat tercatat tumbuh negatif 1,93 persen karena realisasi belanja pegawai maupun belanja barang yang turun dibandingkan periode sama tahun lalu.
Ia menambahkan kontribusi pemerintah melalui belanja modal diharapkan ikut meningkat sebab bisa memberikan dampak positif kepada kinerja investasi dalam jangka panjang.
"Kami yakin investasi pada semester dua akan membaik, karena pada triwulan dua menunjukkan pertumbuhan yang membaik, bukan hanya karena infrastruktur oleh pemerintah namun juga swasta," kata Agus.
Selain itu, menurut Agus, sektor ekspor yang berada dalam tren positif pada semester I-2017 juga bisa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Kami lihat ekspor mungkin di triwulan tiga masih akan peroleh manfaat. Tapi di triwulan empat akan sedikit terkoreksi karena harga dan permintaan produk manufaktur Indonesia akan melambat," ujarnya.
Secara keseluruhan, selain dari belanja pemerintah yang ekspansif dan pemanfaatan ruang pelonggaran kebijakan moneter, pertumbuhan ekonomi masih didukung oleh peningkatan investasi serta konsumsi rumah tangga.
Dengan perkiraan tersebut, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2017 berada dalam kisaran 5,0 persen-5,4 persen dan meningkat sebesar 5,1 persen-5,5 persen pada 2018.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Lagi BI harapkan kontribusi belanja pemerintah dalam sumbang pertumbuhan : http://ift.tt/2xalr7rBagikan Berita Ini
0 Response to "BI harapkan kontribusi belanja pemerintah dalam sumbang pertumbuhan"
Post a Comment