Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga di Jakarta, mengatakan bahwa sebagian besar mata uang negara berkembang di kawasan Asia, termasuk rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS menyusul spekulasi John Taylor yang diprediksi menjadi pemimpin The Fed berikutnya.
"John Taylor merupakan figus hawkish pada kebijakan moneter the Fed berikutnya," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, makroekonomi Indonesia yang menggembirakan dapat mendukung rupiah dalam jangka panjang. Dengan demikian, depresiasi rupiah saat ini cenderung jangka pendek.
Saat ini, lanjut dia, perhatian investor akan tertuju pada laporan investasi langsung asing yang diharapkan meningkat sehingga akan mendukung positifnya sentimen terhadap ekonomi Indonesia.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan, kuatnya sentimen kenaikan suku bunga AS pada Desember mendatang membuat pelaku pasar lebih memilih mata uang dolar AS yang sedang dalam tren kenaikan.
"Minimnya sentimen positif bagi rupiah terutama dari eksternal menahan laju rupiah untuk terapresiasi," katanya.
Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Lagi Rupiah melemah menjadi Rp13.597 per dolar AS : http://ift.tt/2yNtXwDBagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah melemah menjadi Rp13.597 per dolar AS"
Post a Comment