Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa dolar AS sedang berada dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan menguat seiring semakin terbukanya peluang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate).
"Dolar AS mempertahankan kenaikannya seiring peluang kenaikan suku bunga di Desember nanti cukup terbuka, serta outlook reformasi pajak AS yang akan diloloskan oleh Kongres," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang berada di area negatif, turut melemahkan mata uang terkait komoditas seperti rupiah. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude turun 0,55 persen ke posisi 52,18 dolar AS per barel, dan Brent Crude melemah 0,38 persen ke level 58,11 dolar AS per barel.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa sentimen mengenai program reformasi perpajakan pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump turut menjadi penopang dolar AS.
"Pasar yang optimistis terhadap kebijakan pajak mendorong aset-aset berdenoinasi dolar AS diakumulasi, program itu dipercaya dapat mendorong ekonomi AS lebih cepat," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (25/10) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.570 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.529 per dolar AS.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA2017
Baca Kelanjutan Lagi Rupiah Rabu sore melemah ke Rp13.545 : http://ift.tt/2ixA4yyBagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Rabu sore melemah ke Rp13.545"
Post a Comment