"Proyek ini pembiayaan dari luar dan jangka panjang, sehingga itu tidak memberikan efek terhadap neraca pembayaran. Yang sudah financial closing, kami jalan terus," kata Rini dalam konferensi pers RAPBN 2019 di Jakarta, Kamis.
Rini mencontohkan proyek Pertamina yang sudah dalam tahap penyelesaian pembiayaan adalah modifikasi kilang minyak di Balikpapan.
Sementara untuk proyek yang belum tahap penyelesaian pembiayaan, Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian akan mendetailkan peralatan-peralatan apa yang bisa dibuat di Indonesia.
Rini mengatakan peralatan tersebut misalnya boiler Pertamina yang pembuatannya memakan waktu 12 - 24 bulan, sehingga industri dalam negeri mempunyai waktu untuk mempersiapkan.
"Kalau yang tidak (dalam tahap penyelesaian pembiayaan), ya kami lihat lagi mengenai konten lokalnya," ujar dia.
Rini juga mengatakan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tetap berjalan, karena proyek tersebut dibiayai oleh China Development Bank untuk jangka waktu 40 tahun dan masa tenggang (grace period) 10 tahun.
"Ini jalan terus, sudah lima panel yang dikerjakan, karena memang yang paling berat adalah pengerjaan panel," kata dia.
Baca juga: Rini: Pembelian lifting minyak untuk tekan impor
Baca juga: Ini indikator makro ekonomi pada RAPBN 2019
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rini: Proyek PLN dan Pertamina yang "financial closing" jalan terus"
Post a Comment