"Investor akan kembali melihat pasar obligasi Indonesia menjadi tempat berinvestasi dengan dukungan fundamental ekonomi yang terus memperlihatkan sejumlah perbaikan. Korporasi pun, masih melihat penerbitan obligasi sebagai sumber pendanaan untuk meningkatkan produktivitas," ujar Direktur Utama Bahana Sekuritas Feb Sumandar kepada AntaraNews, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan animo korporasi untuk menerbitkan obligasi masih terus mengalir, tercermin pada semester pertama 2018 dimana Bahana telah mengantarkan perusahaan menerbitkan obligasi dengan total perolehan dana mencapai Rp16,7 triliun.
"Dalam sisa tahun ini, diperkirakan bakal ada lebih empat perusahaan akan menerbitkan obligasi," kata Feb Sumandar.
"Yield (imbal hasil) obligasi pemerintah naik menjadi 8,4 persen lebih menarik bandingkan dengan yield obligasi di negara lain seperti India sebesar 8,1 persen, Filipina menawarkan imbal hasil sebesar 6,35 persen, dan Malaysia sebesar 4,1 persen," paparnya.
Sedangkan pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), Feb Sumandar juga memperkirakan bakal ada lebih dua perusahaan yang akan mencari dana melalui penerbitan saham perdana.
Pada semester pertama 2018, Bahana telah mengantarkan dua emiten melantai di bursa yakni PT BRI syariah Tbk dan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk.
"Kami meyakini sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah bersama dengan Bank Indonesia baik dengan menaikkan suku bunga acuan maupun dengan menempuh berbagai kebijakan fiskal untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik menjadi sentimen positif bagi investor untuk kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia," katanya.
Baca juga: Bahana: tiga emiten sensitif terhadap pelemahan rupiah
Baca juga: Bahana Sekuritas: proyek infrastruktur positif bagi saham konstruksi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bahana: penerbitan obligasi korporasi masih tinggi"
Post a Comment