Search

BPS Sulit Hitung Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Inflasi

loading...

JAKARTA - Nilai tukar rupiah beberapa waktu terakhir terus melemah, bahkan sempat menyentuh nilai terendahnya sejak krisis 1998. Pelemahan nilai tukar rupiah dikhawatirkan bisa mengerek inflasi.

Kekhawatiran itu sempat diungkapkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Dia menerangkan, apabila pelemahan nilai tukar rupiah berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan bisa mempengaruhi inflasi. Meski, sejauh ini menurutnya kejatuhan rupiah belum berdampak pada inflasi inti.

Terkait dengan itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengaku masih sulit untuk menghitung dampak pelemahan rupiah akhir-akhir ini terhadap inflasi.

"Sebenarnya kami tidak menghitung berapa dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi sebab itu sangat sulit karena harus dihitung secara rinci dan detail seperti voltalite food-nya," ujar Kecuk di Jakarta, Senin (3/9/2018).

BPS mencatat, bulan Agustus 2018 terjadi deflasi sebesar 0,05%. Kepala BPS pun berharap agar Indonesia terus mengalami deflasi kedepannya. Menurut dia, deflasi pada bulan Agustus ini, merupakan kabar baik untuk perekonomian Indonesia

Dengan deflasi di bulan Agustus, inflasi tahun kalender Januari-Agustus menjadi 2,13% dan inflasi tahunan Agustus ke Agustus 3,2%. Kondisi ini lebih baik dibandingkan Agustus 2017 yang mencapai 3,82%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah masih belum mampu mengatasi keperkasaan dolar Amerika Serikat (USD). Berdasarkan data Limas, kurs rupiah hari ini masih diperdagangkan di kisaran Rp14.790-14.800 per USD.

(fjo)

Let's block ads! (Why?)

https://ekbis.sindonews.com/read/1335223/33/bps-sulit-hitung-dampak-pelemahan-rupiah-terhadap-inflasi-1535961441

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "BPS Sulit Hitung Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Inflasi"

Post a Comment

Powered by Blogger.