Search

HT: Rupiah Perlu Penanganan yang Cepat dan Tepat

loading...

JAKARTA - Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) memberikan pemikiran dan masukan untuk mengatasi krisis nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Caranya dengan memperbaiki fundamental ekonomi Indonesia, karena krisis rupiah saat ini sudah masuk ke faktor psikologis.

Kondisi ini membuat pelaku pasar nervous terhadap perekonomian kita, sehingga berdampak terhadap nilai tukar mata uang NKRI. Karena itu, kata HT, diperlukan strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang harus dilakukan pemerintah dalam memperbaiki fundamental perekonomian.

HT menyampaikan, untuk jangka pendek, para eksportir wajib menukar devisa hasil ekspor ke rupiah sesuai konten lokal produksi mereka. Pemerintah perlu membuat aturan baku terkait hal ini agar segera dilakukan. "Harus ada regulasi. Kalau imbauan tidak bisa," ujarnya saat menjadi pembicara di iNews Sore, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Dalam jangka pendek, pemerintah juga bisa membuat tim khusus untuk mengundang investasi dari luar negeri. Mereka melakukan roadshow ke beberapa negara untuk meyakinkan investor menanamkan modal ke Indonesia.

Sementara jangka menengah, HT mengatakan, pemerintah perlu mendorong ekspor melalui berbagai insentif. Caranya bisa dari sisi pajak maupun perizinan yang mudah. "Bisa dengan memberi investasi untuk industri berorientasi ekspor. Sehingga bisa mendorong ekspor. Ini bisa menghasilkan devisa," tambahnya.

Dan menurut Hary Tanoesoedibjo, untuk menangani nilai tukar rupiah yang sedang gonjang-ganjing ini diperlukan penanganan yang cepat dan tepat. Berikut petikan wawancara Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo dengan iNews:

Strategi dan input apa yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki perekonomian, terutama rupiah yang sedang terpuruk?
Kita harus memilah masalahnya. Nilai tukar rupiah yang gonjang ganjing sekarang ini membuat pasar nervous. Agar nilai tukar lebih baik ada dua hal yang harus diperbaiki: fundamental dan psikologis.

Sekarang sudah masuk psikologis karena pasar nervous. Karena belum ada strategi konkret untuk memperbaiki nilai tukar. Jadi harus ada penanganan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Jangan pendek, kita harus mewajibkan, jangan hanya mengimbau. Mewajibkan semua eksportir mengkonversi dolar AS yang mereka punya ke rupiah sejumlah prosentase daripada konten lokal produk mereka. Kalau ekspor, 60% itu konten lokal dan 40% itu impor. Dan 60% hasil ekspor dari konten lokal itu harus dikonversi ke rupiah. Itu mandatory (wajib). Toh uang itu juga untuk dibelikan bahan baku dalam bentuk rupiah. Jadi tidak merugikan mereka. Kita harus bikin regulasi tersebut, harus berani.

Jangka pendek kedua, mendorong investasi portofolio. Kita bentuk tim khusus yang memahami dunia usaha, ekonomi dan industri. Kita roadshow ke pusat-pusat keuangan dan bisnis seperti Singapura, Hong Kong, Seoul, Tokyo, London, Timur Tengah, Eropa, New York dan China agar mereka mau melakukan investasi portofolio ke Indonesia. Kita harus menyajikan ke mereka secara komprehensif.

Jangan menengah, kita harus menaikkan devisa dengan menguatkan ekspor. Caranya berikan insentif bagi industri yang berorientasi ekspor, permudah perizinan, beri insentif pajak dan dunia usaha untuk industri berorientasi ekspor.

Kemudian foreign direct investment (investasi langsung asing) dengan menciptakan zona ekonomi khusus. Saat ini terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, itu yang terkena kenaikan tarif bukan hanya perusahan China. Di sana (China) ada perusahaan Taiwan dan Jepang. Itu harus kita approach agar ke Indonesia supaya bisa menciptakan lapangan kerja. Jangan lupa, kita memasuki bonus demografi. Bahaya kita kalau tidak ada lapangan kerja.

Let's block ads! (Why?)

https://ekbis.sindonews.com/read/1336327/33/ht-rupiah-perlu-penanganan-yang-cepat-dan-tepat-1536247194

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "HT: Rupiah Perlu Penanganan yang Cepat dan Tepat"

Post a Comment

Powered by Blogger.