Rokhmin Dahuri dalam rilis, Kamis, mengatakan penyebab utama nilai tukar rupiah selalu melemah adalah karena defisit neraca perdagangan, dimana Indonesia merupakan negara yang lebih banyak mengimpor daripada mengekspor.
"Hal tersebut terjadi karena sebagian masyarakat kita konsumtif bukan produktif. Terlihat dari komposisi produk domestik bruto bangsa kita atau pertumbuhan ekonomi kita dimana 60 persen dari sektor konsumsi," ujarnya.
Untuk itu, ujar dia, jika negara ini ingin maju, maka rumus pertumbuhan ekonominya adalah fungsi dari investasi, ekspor, konsumsi, impor.
Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus menerapkan prinsip "tangan di atas, bukan di bawah".
"Jurusnya harus cerdas, teknologi, riset dan development. Itulah jangka Panjang yang harus segera dilakukan, untuk hasilnya nanti bisa dirasakan lima tahun ke depan," tandasnya.
Dalam konteks jangka panjang, Rokhmin Dahuri menegaskan pentingnya pemerintah untuk fokus dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Sementara untuk jangka pendek yang harus dilakukan adalah dengan membatasi impor, terutama barang konsumtif dan dukungan penuh pemerintah seperti akses permodalan, dan bunga bank yang rendah pada sektor ekonomi riil yang mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto yakin pemerintah bisa mengatasi pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dolar
"Pemerintah sudah menyikapi ini dan sudah mengambil beberapa tindakan," kata Dito Ganinduto. Ia mencontohkan langkah yang dilakukan antara lain mengurangi impor BBM dengan mencanangkan penggunaan bahan bakar biodiesel B20 untuk solar.
Baca juga: Kamis pagi, rupiah menguat Rp14.880
Baca juga: Darmin yakini kebijakan pemerintah bantu stabilkan rupiah
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kata Rokhmin Dahuri tentang pelemahan rupiah dan cara mengatasinya"
Post a Comment