loading...
Peningkatan jumlah subsidi energi ini disebabkan karena adanya perubahan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dari sebelumnya Rp14.400 per USD menjadi Rp14.500 per USD. Selain itu, asumsi lifting minyak juga mengalami perubahan dari 750 ribu barel per hari menjadi 775 ribu barel per hari.
Adapun rinciannya yakni subsidi BBM dan LPG 3 kilogram (kg) sebesar Rp100,68 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp642,7 triliun. "Dalam subsidi BBM dan LPG dan listrik, masing-masing ada carry over Rp5 triliun ke tahun anggaran berikutnya," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara di Gedung Badan Anggaran DPR, Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Selain itu, dalam kesempatan tersebut Suahasil juga menyatakan bahwa pemerintah mendukung program pemasangan listrik baru untuk konsumen 450 volt ampere (VA). Dia pun memastikan bahwa yang mendapatkan program tersebut adalah masyarakat miskin.
"Kami pastikan yang pasang baru ini yang miskin. Mekanismenya akan kami carikan lewat anggarannya, bukan subsidi tapi dengan cara-cara lain, apakah lewat belanja pemerintah (K/L) atau dengan mekanisme lain lewat PLN," tandasnya.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Subsidi Energi Tahun Depan Meningkat Jadi Rp157 Triliun"
Post a Comment