Kenaikan ini disumbang dari peningkatan penjualan baja lembaran panas sebesar 26,20 persen menjadi 913.619 ton serta penjualan "long product" sebesar 12,92 persen menjadi 216.738 ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan volume penjualan ini mendorong Perseroan meraih pendapatan bersih sebesar 1.274,10 juta dolar AS atau meningkat 22,71 persen dibanding kuartal-III tahun 2017.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat mengatakan, pendapatan bersih ini ditopang naiknya harga baja di 2018. Puncak kenaikan harga baja canai panas (hot rolled coil/HRC) terjadi pada awal Juni 2018 yang mencapai 740 dolar AS per ton.
"Memasuki September 2018, harga jual rata-rata HRC naik 5,67 persen di kisaran harga 640-680 dolar AS per ton dibanding harga pada periode yang sama tahun lalu di harga 599 dolar AS per ton," ujar Silmy.
Beberapa peningkatan kinerja tersebut juga diiringi oleh menurunnya rugi dari entitas anak usaha dan afiliasi secara signifikan hingga kerugian di September 2018 mencapai 7,73 juta dolar AS dari yang sebelumnya 37,55 juta dolar AS di tahun sebelumnya.
Dari hasil ini, kinerja Perseroan kembali membaik pada September 2018 ini. Rugi Perseroan kembali turun secara tajam 50,85 persen yakni 36,89 juta dolar AS dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 75,05 juta dolar AS.
"Raihan ini kembali menumbuhkan optimisme di Perseroan untuk terus memperbaiki kinerjanya di masa mendatang," ungkap Silmy.
Dalam rangka melakukan ekspansi kapasitas produksi, perseroan membangun pabrik baja lembaran panas #2 atau HSM#2, saat ini progres konstruksi fisiknya sudah mencapai 86,83 persen per September 2018. Proyek ini direncanakan menambah kapasitas sebesar 1,5 juta ton per tahun yang akan rampung pada kuartal-III 2019.
Progres pembangunan Blast Furnace juga telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada 16 Oktober yang lalu telah dilakukan pemanasan tungku blast stove yang merupakan tahapan penting dari beroperasinya keseluruhan pabrik Blast Furnace Complex. Pabrik ini akan melakukan produksi perdananya atau "First Blow In" pada 20 Desember 2018.
Untuk peningkatan pemasaran, Perseroan kembali memperkuat pasar di wilayah Timur pulau Jawa dengan melakukan Long Term Supply Agreement (LTSA) dengan PT Sunrise Steel pada 3 Oktober lalu.
Sepanjang tahun 2017 Perseroan berhasil memasok baja lembaran dingin ke PT Sunrise Steel sebesar 62.000 ton dan diproyeksikan akan meningkat untuk pasokan di tahun 2018.
Selain dengan Sunrise, di hari yang sama Perseroan juga melakukan nota kesepahaman bersama beberapa BUMN seperti PT Barata Indonesia, PT Kereta Api Indonesia, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, dan PT Boma Bisma Indra. Kesepahaman ini dilakukan untuk pengadaan produk baja dan jasa terkait lainnya.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Krakatau Steel catatkan peningkatan volume penjualan 14,21 persen"
Post a Comment