
"Sampai dengan kuartal III tahun 2018 kami sudah mengantongi penjualan sebesar 20.896 ton, sehingga untuk memenuhi target tersebut tidak terlalu sulit dengan banyaknya pembangunan infrastruktur," kata Direktur Utama Emdeki Utama Tbk, Hiskak Secakusuma dalam paparan publik perusahaan ini di Jakarta, Jumat.
Perusahaan dengan kode bursa MDKI merupakan produsen kalsium karbida (karbit) yang dibutuhkan pekerjaan pengelasan, sejauh ini perusahaan menguasai 80 persen pasar di Indonesia, sedangkan sisanya (20 persen) dipenuhi dari impor.
Kenaikan penjualan ini disebabkan karena adanya peningkatan permintaan dari konsumen tetap perseroan, jelas Hiskak.
Saat ini perusahaan, jelas Hiskak, sedang mengembangkan produk baru yang akan dihasilkan oleh perusahaan berupa carbide desulphuriser diproyeksikan dapat mendongkrak penjualan perusahaan di masa mendatang.
Menurut estimasi internal perusahaan, industri baja membutuhkan 2 hingga 3 kilogram per satu ton baja.
"Dengan adanya dorongan dari pemerintah terhadap pemenuhan konsumsi baja dari dalam negeri membuat konsumsi produk kami mengalami kenaikan," ujar Hiskak.
Produk yang dihasilkan oleh perseroan untuk pasar domestik adalah karbit bungkus (karbit box) dan karbit drum. Sedangkan produk khusus pasar ekspor adalah karbit drum khusus ekspor.
Meski demikian perusahaan juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan usaha mengingat untuk bahan baku masih harus impor yang terpengaruh melemahnya nilai tukar rupiah tehadap dolar AS, jelas dia.
Hingga akhir tahun 2018, perseroan memproyeksikan pendapatan sebesar Rp391,623 miliar. Dengan perolehan laba bersih yang diproyeksikan akan dicapai sebesar Rp42,083 miliar.
Baca juga: Presiden ingatkan tanggung jawab perusahaan konstruksi
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Emdeki dongkrak penjualan dari kebijakan infrastruktur pemerintah"
Post a Comment