
loading...
"Tahun 2019 harus diwaspadai kebijakan bunga acuan Fed yang akan naik 3 kali lagi. Kondisi ini bisa memicu pelemahan kurs lebih dalam," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (4/9/2018).
(Baca Juga: Jurus Sri Mulyani Cegah Tekanan Global Mengikis Kurs Rupiah)
Lebih lanjut Ia mengkritisi kinerja perdagangan Indonesia yang kurang optimal, dimana hal itu bisa menimbulkan kekahwatiran pada investor asing. Indonesia diyakini harus memperbaiki neraca eksternal seperti defisit transaksi berjalan atau CAD.
"Dari dalam negeri kinerja perdagangan kurang optimal. Neraca perdagangan terus mengalami defisit. Ini berimbas juga pada defisit transaksi berjalan yang menembus 3% pada triwulan II 2018. Investor asing juga melepas kepemilikan surat utangnya. Yield spread antara SBN 10 th dan Treasury bond melebar," jelasnya.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonom Ramal Kejatuhan Rupiah Berlanjut Hingga 2019"
Post a Comment