
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Rabu, mengatakan pergerakan mata uang rupiah kembali berbalik melemah menyusul sikap pelaku pasar yang kembali meragukan kesepakatan penangguhan pengenaan tarif impor diantara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
"Situasi itu membuat mata uang yuan China melemah dan berimbas pada pergerakan sejumlah mata uang di kawasan Asia lainnya, termasuk rupiah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, adanya perkiraan penurunan kredit konsumsi akibat imbas kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) turut menahan pergerakan mata uang rupiah.
"Situasi itu juga menjadi faktor penahan kenaikan rupiah," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan penerbitan front loading global bond senilai 3 miliar dolar AS oleh pemerintah diharapkan dapat menjaga pergerakan rupiah.
"Front loading itu merupakan bagian dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk pembiayaan defisit APBN 2019 dan pembayaran SBN yang jatuh tempo senilai Rp825,7 triliun," katanya.
Baca juga: Dolar melemah dipicu kekhawatiran perlambatan ekonomi AS
Baca juga: Wall Street ditutup melemah, investor tertarik surat utang AS
Baca juga: Harga emas naik, investor saham cari tempat aman
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini kata analis, penyebab rupiah melemah 94 poin"
Post a Comment