"Saat ini memang perlu adanya reformasi total dan diarahkan ke kualitas dan nggak perlu banyak koperasi (berdiri). Jika (memang harus banyak koperasi) maka perlu (peningkatan) kualitas," katanya di Pekalongan, Sabtu.
Menurut dia, berdasarkan data output produk domestik bruto (PDB) koperasi pada 2014 mencapai 1,71 persen meningkat 4,48 persen pada 2017 dan pada 2018 diperkirakan sudah di atas 5 persen.
Langkah pencapaian tersebut tentunya koperasi perlu adanya kerja sama dengan Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, dan gerakan reformasi total oleh (para pengurus) koperasi.
"Oleh karena, koperasi kini perlu diarahkan ke kualitas dan nggak perlu banyak koperasi. Arahnya ya... kualitas," kata Puspayoga usai Rapat Anggota Tahunan (RAT) Ke-45 Kospin Jasa.
Ia mengatakan untuk menghadapi reformasi total itu maka koperasi perlu melakukan penyesuaian (dengan kondisi globalisasi).
"Saya optimistis pertumbuhan koperasi di Indonesia bakal terus lebih baik. Saya mengapresiasi terhadap keberadaan Kospin Jasa yang tetap bisa bertahan sebagai koperasi terbesar di Indonesia," katanya.
Ketua Umum Kospin Jasa Andi Arslan Djunaid mengatakan sepanjang perjalanan pada 2018 banyak hal yang mempengaruhi sektor ekonomi seperti penurunan suku bunga yang mempengaruhi perekonomian perbankan maupun koperasi.
"Oleh karena, tidak heran pencapaian target seperti pertumbuhan aset, simpanan, dan pinjaman tidak mencapai target yang diharapkan. Kendati demikian, kami masih bersyukur karena sisa hasil usaha Kospin masih mencapai di atas target," katanya.***1***
Pewarta: Kutnadi
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menkop: Perlu reformasi total agar koperasi maju"
Post a Comment